Jumat, 13 Juli 2012

Menghasilkan Benih Yang Baik.

Benih merupakan faktor penting dalam budidaya pertanian. Benih yang baik akan menghasilkan buah yang berkualitas dengan produktifitas yang tinggi. Sebalik benih yang tidak sehat atau berpenyakit akan menurunkan kualitas dan produtifitas.

Ada beberapa langkah untuk menghasilkan benih berkualitas.

Langkah pertama mengambil benih dari tanaman yang sehat. Untuk ini, kita perlu menanam tanaman yang sehat. Dalam hal ini dibutuhkan tanah yang sehat, kompos dan mulsa yang cukup.
Langkah kedua; memilih benih yang paling baik. Benih yang baik pasti berasal dari bibit tanaman yang terbaik. Adapun ciri tanamannya adalah menghasilkan buah atau daun yang lezat dan sehat, bebas dari penyakit dan secara alamiah tahan lama, tahan terhadap kondisi ekstrem seperti kondisi kering atau masih bisa tumbuh pada tanah berbatu, dan biasanya benih yang baik itu berasal dari tanaman yang menghasilkan dan benih terakhir, bukan dari pertama.
Seleksilah benih dari banyak tanaman. Jika anda menanam pohon, misal pohon jati, pilihlah benih dari pohon jati berbeda. Demikian halnya untuk tanaman lainnya. Ketika memilih benih, anda mendapatkan kharakteristik untuk tanaman berikutnya, jika anda memilih tanaman sehat, tanaman berikutnya memiliki kharakteristik yang sama dengan induknya.
Langkah ketiga cara memanen benih. Berilah label pada tanaman yang akan diambil benihnya sehingga tanaman panen tidak dikonsumsi. Tunggulah sampai tanaman itu masak sebelum dipetik benihnya. Ini berarti membiarkan tanaman tersebut melewati tahapan yang layak dikonsumsi.
Buah yang masih muda memiliki benih yang muda juga sehingga tidak bisa berkecambah. Waktu yang terbaik untuk memetik benih adalah menjelang tengah hari, saat matahari bersinar dan cuaca cerah.
Bila memanen benih pada musim hujan, anda bisa memetik buah, benih atau lebih baik lagi dengan mencabut seluruh tanaman dan mengantungnya dekat perapian. Kelembaban sedikit saja akan membuat benih jadi rusak.
Langkah keempat, membersihkan benih. Benih yang terbungkus dengan kulit atau cangkang dapat dikupas dan dipisahkan dengan tangan. Benih yang kecil berkulit dapat disimpan dalam tas, kemudian dilipat dan dengan hati-hati diremas untuk memisahkan bijinya. Setiap sisa tanaman apapun harus dipisahkan dari benih/biji dengan cara menampi atau tangan.
Benih tomat, mentimun dan labu perlu dikeluarkan dan ditempatkan dalam wadah yang diberi air. Benih itu harus dibersihkan dengan baik dan kemudian dibilas sehingga semua daging biji terpisahkan dari benih. Benih tersebut kemudian dikeringkan.
Benih tomat dan mentimun dapat difermentasi untuk menghilangkan beberapa penyakit. Ambillah biji dan daging buah yang masak. Masukan ke dalam wadah air dan biarkan selama beberapa hari. Busa akan terbentuk pada permukaan air pada wadah tersebut. Ini menunjukan bahwa terjadi proses fermentasi. Benih kemudian dapat dicuci dengan air. Semua daging sisa dibuang. Lalu sebarlah benih di atas plat plastik, kayu atau logam untuk diangin-anginkan di bawah naungan.
Langkah kelima, mengeringkan benih. Mengeringkan benih merupakan bagian penting dari proses penyimpanan benih. Jika benih tidak dikeringkan, benih akan membusuk ketika disimpan. Benih dapat dikeringkan dengan cara apapun yang bisa anda lakukan.

Berapa langkah praktis mengeringkan benih.

Beberkan dan angin-anginkan benih. Loyang ceper, nampan anyaman, kertas bekas, tikar atau lainnya dapat digunakan sebagai alas. Untuk benih yang besar, tempatkan pada tas anyaman dan digantung untuk dikeringkan. Balik-balikan sekali atau dua kali sehari sehingga semua benih itu kering.
Lindungi benih itu dari gangguan binatang, khususnya tikus. Untuk benih-benih kecil dan ringan, berilah perlindungan ekstra karena benih gampang terbang. Benih yang kecil umumnya membutuhkan waktu 1 minggu dan benih yang besar butuh waktu sekitar 1 - 2 minggu untuk kering sempurna.
Awalilah proses pengeringan dengan menempatkan benih selama dua hari di tempat teduh atau di dalam ruangan. Kemudian pindahkan ke bawah terik matahari selama setengah hari untuk hari-hari berikutnya. Ini akan membantu membunuh serangga dan telurnya. Masukan benih itu ke dalam rumah di malam harinya. Pada musim hujan, akan lebih baik untuk melakukan pengeringan dekat perapian.
Gunakan uji gigit untuk mengetahui apakah benih itu sudah kering atau belum. Gigitlah sebuah benih secara perlahan. Jika benih itu keras dan tidak meninggalkan bekas gigitan, berarti benih itu telah siap disimpan.
Langkah keenam, Menyimpan Benih. Setelah benih kering, perlu dilakukan penyimpanan yang baik. Bila iklim tidak mendukung, benih bisa membusuk dengan cepat jika penyimpanan salah.
Dalam penyimpanan benih harus dilindungi dari ; udara yang akan mengurangi umur hidup benih, kelembaban yang akan membuat benih membusuk, panas yang akan mengurangi jumlah benih yang dapat tumbuh waktu ditanam, binatang yang dapat merusak benih, serangga yang dapat memakan atau merusak benih dan cahaya yang juga merusak benih.
Untuk mencegah masalah tersebut, pastikan bahwa benih itu telah betul-betul kering dan bersih. Kemudian pada saat cuaca cerah, tempatkan benih dalam suatu wadah yang kedap udara.
Untuk mengurangi masalah kelembaban, bisa ditambahkan abu kayu bakar pada bagian bawah wadah itu( kayu bakar yang sudah dingin). Bisa juga digunakan bubuk susu atau biji lain yang sudah kering, ini akan menyerap kelembaban berlebih

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
 
 

Save

 
ans!!